Jumat, 24 November 2023

Gupta

Cinta yang tersembunyi



Di sudut kecil hatiku, tersembunyi rahasia yang tak pernah terungkap. Aku, seorang yang diam-diam merindukan dan mencintaimu dengan segala detak jantung yang tak pernah diucapkan. Bertahun-tahun telah berlalu sejak pertemuan pertama kita, namun rasa itu tetap seperti semula, tak berubah.

iya, aku mencintaimu.

Setiap senyummu melambangkan sinar matahari di siang hari yang menerangi duniaku yang gelap. Wajahmu seperti lukisan yang tak pernah pudar, mata yang mempesona seakan memancarkan cahaya kebaikan, dan rambut yang menjuntai begitu anggun. Kecantikanmu melampaui sekadar fisik, dirimu seperti kisah indah yang tertulis dalam kepolosan setiap gerakan dan senyummu.

bahkan saat ini aku masih mengingat senyum itu.

Namun, cinta yang terpendam itu terlalu besar untuk ku ungkapkan. Aku menuliskan kata-kata tak terucapkan dalam puisi-puisi yang tersembunyi di dalam blog ini, merangkai kalimat-kalimat yang melukiskan cinta yang tak pernah kuutarakan. Aku sadar aku bukan siapa-siapa bagimu, mungkin banyak orang yang juga mencintaimu seperti yang aku rasakan. Setiap malam, ketika bintang-bintang bersinar di langit, aku terbenam dalam pikiran tentangmu. Seperti lagu yang tak pernah usai, kenangan tentangmu selalu hadir, mengalir di dalam khayalan yang tak terduga.

Aku memendamnya dalam dadaku, merawatnya sebagai rahasia pribadi yang hanya dikenal oleh Tuhan. Dalam keramaiannya, rahasia itu hanyalah seutas benang yang menjaga hatiku tetap dekat denganmu, membiarkan cinta itu tumbuh dan berkembang tanpa ada seorang pun yang menyadarinya. Aku tahu, cinta ini mungkin hanya sebuah impian, tapi aku tak bisa menahan perasaan yang terus tumbuh di dalam hatiku. Aku hanya bisa mencintaimu dengan diam, sementara waktu terus berlalu, merajut kisah cinta yang hanya ada di dalam rahasia ini.

Setiap hari adalah pertarungan antara ingin mengungkapkan perasaanku dan ketakutan akan penolakan. Setiap detik, aku berharap akan ada keajaiban yang membuatku berani mengungkapkan perasaanku. Namun, sampai saat ini, aku masih berdiam diri, menjaga rahasia yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupku. 

Mungkin suatu saat nanti, entah kapan, entah bagaimana, aku akan menemukan keberanian untuk memberimu tahu bahwa di balik keheningan ini, aku selalu memikirkanmu. Aku menemukan kedamaian dalam diamku, meski kadang juga terasa seperti beban yang terus aku pikul. Mungkin takdir memang telah menulisnya begitu, bahwa cintaku hanya akan dikenal oleh langit, bintang-bintang, dan dalam doaku yang tak pernah putus.

Rasanya menyakitkan mencintaimu dalam diam, bagai menari di atas batas keheningan. Air mata diam-diam menjadi saksi bisu atas perasaan ini, menorehkan luka yang hanya aku yang merasakannya. Kebahagiaan dan kesedihan yang terbaur dalam satu ruang waktu, tanpa kau tahu seberapa besar arti yang kumiliki untukmu. Mencintaimu dalam diam, ironisnya, tak hanya menyakitkan hatiku tapi juga memperkaya kehidupanku dengan kepedihan yang tak terungkapkan. Dan aku, mungkin hanya akan terus menari dalam kesunyian, membiarkan perasaan ini menjadi lagu yang hanya denganku sendiri.

oh, mungkin rasanya seperti memeluk bunga mawar, begitu cantik tapi berduri, semakin aku memeluk kecantikan itu, semakin dalam luka yang kurasakan

Aku memilih untuk tetap terdiam, mungkin dengan harapan suatu hari nanti keberanian akan menyapaku, atau mungkin juga hanya untuk menjaga keindahan rahasia yang telah menjadi bagian dari diriku. Dirimu, tak pernah menyadari betapa dalamnya rasa cinta yang aku sembunyikan dengan indah di dalam hatiku. Dan begitulah aku, mencintaimu dalam diam, seperti kisah yang ditulis oleh takdir tanpa tanda tanya yang terjawab.

Terkadang, saat aku melihat wanita yang mirip denganmu, aku benar benar berharap itu dirimu, aku benar benar berharap takdir akan mempertemukan kita sekali lagi, hanya untuk kau tau seberapa besar perasaan ini.

aku merindukanmu, begitu merindukanmu, sayangnya aku tak sanggup menyebut namamu disini.
Share:

Jumat, 03 November 2023

Trigonometri atau Quadrilateral?

Segitiga atau segiempat?



Di bawah cakrawala senja yang menenangkan, terdengarlah alunan lirih cinta yang tersembunyi. Kisah cinta yang tak terduga, di antara kami bertiga -atau berempat? Aku adalah yang terakhir menyadari rasa cinta yang terpendam. Wanita yang telah lama kutahu, merasakan cinta terhadapku bahkan sebelum kata-kata menciptakan jalan di antara kami. Dan perlahan perasaanku pun tumbuh, mekar dalam rahasia, tanpa cela.

Namun, nasib membawanya pada tahapan yang rumit. Dia yang mencintaiku, kemudian menemukan perasaan yang tumbuh untuk temanku, sahabatku. Aku tidak mengetahui semua itu, sehingga dia harus merasakan kebingungan yang mendalam, dua cinta yang saling berhadapan. Mereka berdua bersembunyi di balik sang surya, menyatu dalam harmoni cinta yang tak terucapkan.

"Tunggu dulu? bukankah temanmu juga mencintai temanku? ini bukan segitiga, tapi persegi!" benar-benar diluar pemahamanku

Ketika kebenaran itu akhirnya terkuak, aku tak bisa mengelak dari pukulan yang menyakitkan. Duniaku hancur dalam serpihan kekecewaan. Tapi aku tahu, aku harus merelakan mereka berdua mengejar cinta mereka masing-masing. Cinta tidak boleh dipenjarakan, dan perasaan harus mengalir bebas.

Ketika dia mengungkapkan perasaannya, hatiku terasa hancur, tetapi juga lega. Dia menemukan kebahagiaannya, dan mendapat kesempatan untuk menjalani cintanya bersinar tanpa bayang-bayang rahasia, itu adalah yang terpenting. Aku merelakan dia kepada sahabatku dengan penuh kebahagiaan di hati.

Kisah cinta ini adalah seni dalam diam, puitis dalam kerinduan, dan tragedi dalam kemurahan, rumit, tak terduga, sebuah cinta segitiga -tidak, maksudku segiempat. Terkadang, kita harus merelakan apa yang kita cintai demi kebahagiaan mereka. Dan dalam kebisuan, aku menemukan ketenangan dan kekuatan untuk melanjutkan perjalanan hidupku.

Meskipun aku berjalan sendiri di bawah kegelapan yang penuh misteri, tapi hatiku tahu bahwa suatu hari, mungkin di tempat lain dan dalam waktu yang lain, aku akan menemukan cinta yang akan menghangatkan hatiku sekali lagi.
Share: